definisi Wikipedia khan...ADI BUDDA= BUDDHA MASA LALU...
Masa sih? Sepertinya bukan begitu deh....
Adi Buddha adalah Buddha primordial dan transendent yang merupakan Dharmakaya dari semua manifestasi nirmanakaya Buddha-buddha di alam samsara ini.
Penjelasannya begini....
Ajaran Adi Buddha (Buddha Nature , Dharmadatu, Tatagathagarbha) ini adalah merupakan konsep yang terdapat pada Vajrayana Buddhism.
Vajrayana Buddhism mengatakan bahwa Sang Buddha memutar roda Dharma sebanyak 3 x. Pemutaran roda Dharma yang pertama kali dilakukan dalam wujud nirmanakaya Buddha Gautama. Disitu diturunkan ajaran Hinayana, dimana mengajarkan konsep anatta (no-self). Akan tetapi emptiness yang dipandang sebagai no-self itu masih bersisa karena fenomena luar diri (ie. materi) masih dianggap sebagai real / ada dan juga consciousness (dan agregat yg lain) sebagai manifestasi dari Mind (Nama) merupakan sesuatu yang ada secara atomistik (komponen terkecil bentukan).
Kemudian muncul aliran Chittamatra (Mind Only school) yang mengatakan bahwa segala sesuatu bahkan fenomena diluar diri (benda2, alam semesta) itu pun merupakan perwujudan dari Mind belaka. Disini seakan-akan dikatakan bahwa Mind adalah suatu substansi yang mendasari segala sesuatu.
Ajaran2 ini dimunculkan oleh nirmanakaya Buddha karena dianggap bahwa taraf pemahaman manusia baru sampai disitu. Kemudian dikatakan bahwa untuk membawa manusia ke taraf pencerahan yg lebih tinggi, maka Buddha menurunkan ajaran definitif dalam putaran roda dharma yang ke-2. Yaitu dalam wujud samboghakaya sang Buddha dalam wujud Naga menurunkan ajaran kepada Nagarjuna. Filosofi ini yang kemudian disebut sebagai Madhyamaka (Filosofi Jalan Tengah), tujuannya adalah untuk :
- mengatasi keterjebakan pandangan Buddhist2 sebelumnya yang akhirnya terjebak pada pandangan kekekalan (Sarvastivada: Nama dan rupa terdiri dari komponen2 terkecil yg tak dapat dibagi lagi dan bersifat substansial; Chittamatra : mind that substantial dan mendasari segala sesuatu). Dan juga membantah pandangan nihilisme, yang berpandangan bahwa setelah mencapai Nibbana semua lenyap.
- Mengkritik pandangan2 para sesepuh Buddhis pada waktu itu yang akhirnya terjebak pada satu konsep. Filosofi Madhyamaka pada hakikatnya menentang segala macam bentukan konsep tentang "ada" maupun "tiada" yang terkenal dengan sebutan tetralemma (empat ketidakmungkinan; dilemma= dua tidak mungkin) :
- Bukan A
- Bukan B
- Bukan (A dan B)
- Bukan (A' atau B')
- Pada dasarnya , filosofi Madhyamaka tidak menyatakan suatu pernyataan, tapi akan membantah / menegasikan setiap pernyataan filosofis dari lawannya.
Madhyamaka sendiri bisa dibedakan menjadi Madhyamaka Prasangika dan Madhyamaka Svatantrika. Kedua macam ini disebut sebagai ajaran Rangtong (empty of self).
Dalam proses ini, maka orang-orang mempelajari makna emptiness secara lebih meluas dan mendalam. Tapi disini masih ada suatu kemelekatan halus yang menolak terhadap segala konsep dan bentukan (compounded phenomena) atau dengan kata lain, adanya kemelekatan terhadap ketidakmelekatan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal ini, maka Sang Buddha dalam manifestasi samboghakayanya menurunkan ajaran berikutnya yang disebut pemutaran roda dharma ketiga.
Pada putaran roda dharma yang ketiga inilah maka dikenal istilah Buddha Nature, yang selanjutnya disebut sebagai Adi Buddha.
Jangan salah tangkap bahwa Adi Buddha ini adalah suatu mahluk atau konsep Tuhan yang di Buddhistkan. Akan tetapi dasar dari konsep Adi Buddha ini adalah tetap emptiness seperti yang berlaku dalam filosofi Madhyamaka, akan tetapi seseorang yang merealisasi Nibbana bukan berarti semuanya blank / menjadi ketidaksadaran, akan tetapi didalam tersebut kita akan memahami bahwa hakikat Mind itu sendiri adalah gabungan dari emptiness dan luminosity. Meskipun essence dari Kesadaran itu adalah luminosity, akan tetapi ia tidak memiliki inherent existence, atau dengan kata lain adalah emptiness itu sendiri. Filosofi ini sering disebut sebagai Shentong (empty of-other).
Dalam simbolismenya (proses anthropomorphic) maka Adi Buddha ini dalam tradisi Gelug digambarkan sebagai Buddha Samantabhadra (bukan Bodhisattva Samantabhadra loh!) yang berwarna biru dan telanjang bulat, yang merupakan simbolisme dari kesatuan yang tak terpisahkan dari emptiness dan luminosity. Sedangkan dalam tradisi Kagyud, penggambaran Adi Buddha ini digambarkan dalam bentuk samboghakayanysa yang disebut sebagai Buddha Vajradhara, yang juga berwarna biru sebagai simbol dari langit (emptiness) tapi mengenakan ornamen2 mahkota, perhiasan dll sbg simbolisme dari wujud samboghakayanya.
Dikatakan dalam Vajrayana bahwa Buddha Gautama yang mengajar di dunia ini tidak lain sebetulnya adalah permainan pikiran saja (ilusi) yang bagai mimpi karena sebetulnya Sang Buddha telah mencapai Kebuddhaan. Tubuh Dharmakayanya (Adi Buddha) kemudian memanifestasi dalam bentuk manusia Siddharta Gautama guna mengajar dan menyelamatkan manusia di dunia ini. Akan tetapi, tubuh Dharmakaya ini bukan sesuatu yang inherent existence, karena pada hakikatnya adalah emptiness dan no-self.
Jadi konsep Buddha Nature ini tidak bertentangan dengan ajaran anatta (no-self) seperti yg terdapat dalam Hinayana*, dan juga tidak bertentangan dengan filosofi Madhyamaka (emptiness) spt yg terdapat dalam tradisi Mahayana; tetapi bertujuan melengkapi dan menyingkirkan pandangan2 yg salah dari umatnya (bukan ajarannya).
(Note : Saya katakan 'Hinayana' karena didalamnya mencakup aliran2 filosofi awal spt sthaviravada, sarvastivada, dsb yg mana menurut saya sedikit berbeda dengan Theravada)
Begitulah penjelasan saya dari yang dimengerti tentang Adi Buddha / Buddha Nature. Semoga rekan2 dari semua aliran Buddhism bisa memahami hal ini sebagai wacana untuk menghindari salah menjelaskan kepada rekan2 non-buddhis yang ingin tahu:
- Jangan sampai terjebak bahwa konsep Adi Buddha itu dipersamakan dengan konsep Tuhan dalam agama2 samawi.
- Jangan sampai terjebak mengatakan bahwa ajaran Vajrayana itu menyimpang karena mengatakan ada sesuatu existence yang kekal / inherently exist. Ajaran Adi Buddha bukan konsep atta.
Untuk memahami dengan benar soal Adi Buddha adalah hal yang sangat kompleks dan memerlukan ketekunan mempelajari filosofi yang mendalam. Pembelajaran harus dimulai dari memahami konsep anatta dalam Theravada terlebih dahulu, kemudian memahami konsep Jalan Tengah dalam Madhyamaka, barulah kita bisa mengerti konsep Buddha Nature / Adi Buddha ini tanpa salah.
Salam,
Suchamda