easter-japanese

Pengembara Potaliya mendatangi Sang Bhagavā dan saling bertukar sapa dengan Beliau. Ketika mereka telah mengakhiri ramah tamah ini, pengembara Potaliya duduk di satu sisi, dan Sang Bhagavā berkata kepadanya:

“Potaliya, ada empat jenis orang ini terdapat di dunia. Apakah empat ini? (1) Di sini, seseorang mencela orang lain yang layak dicela, dan celaan itu akurat, benar, dan tepat waktu; tetapi ia tidak memuji orang lain yang layak dipuji, walaupun pujian itu akurat, benar, dan tepat waktu. (2) Seseorang lainnya memuji orang lain yang layak dipuji, dan pujian itu akurat, benar, dan tepat waktu; tetapi ia tidak mencela orang lain yang layak dicela, walaupun celaan itu akurat, benar, dan tepat waktu. (3) Seseorang lainnya lagi tidak mencela orang lain yang layak dicela, walaupun celaan itu akurat, benar, dan tepat waktu; dan ia tidak memuji orang lain yang layak dipuji, walaupun pujian itu akurat, benar, dan tepat waktu. (4) Dan seseorang lainnya lagi mencela orang lain yang layak dicela, dan celaan itu akurat, benar, dan tepat waktu; dan ia juga memuji orang lain yang layak dipuji, dan pujian itu akurat, benar, dan tepat waktu. Ini adalah keempat jenis orang itu yang terdapat di dunia. Sekarang, Potaliya, yang manakah di antara keempat jenis orang ini yang tampak bagimu sebagai yang paling unggul dan paling luhur?”

“Ada, Guru Gotama, empat jenis orang ini terdapat di dunia.1 [101] Di antara keempat ini, yang tampak bagiku sebagai yang paling unggul dan paling luhur adalah seorang yang tidak mencela orang lain yang layak dicela, walaupun celaan itu akurat, benar, dan tepat waktu; dan yang tidak memuji orang lain yang layak dipuji, walaupun pujian itu akurat, benar, dan tepat waktu. Karena alasan apakah? Karena apa yang mengungguli, Guru Gotama, adalah keseimbangan.”

“Ada, Potaliya, empat jenis orang ini terdapat di dunia. Di antara keempat ini, yang paling unggul dan paling luhur adalah seorang yang mencela orang lain yang layak dicela, dan celaan itu akurat, benar, dan tepat waktu; dan ia juga memuji orang lain yang layak dipuji, dan pujian itu akurat, benar, dan tepat waktu. Karena alasan apakah? Karena apa yang mengungguli, Potaliya, adalah pengetahuan atas waktu yang tepat dalam setiap kasus.”2

“Ada, Guru Gotama, empat jenis orang ini terdapat di dunia. Di antara keempat ini, yang paling unggul dan paling luhur adalah seorang yang mencela orang lain yang layak dicela, dan celaan itu akurat, benar, dan tepat waktu; dan ia juga memuji orang lain yang layak dipuji, dan pujian itu akurat, benar, dan tepat waktu. Karena alasan apakah? Karena apa yang mengungguli, Guru Gotama, adalah pengetahuan atas waktu yang tepat dalam setiap kasus.

“Bagus sekali, Guru Gotama! Bagus sekali, Guru Gotama! Guru Gotama telah menjelaskan Dhamma dalam banyak cara, seolah-olah menegakkan apa yang terbalik, mengungkapkan apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat, atau menyalakan pelita dalam kegelapan agar mereka yang berpenglihatan baik dapat melihat bentuk-bentuk. Sekarang aku berlindung kepada Guru Gotama, kepada Dhamma, dan kepada Saṅgha para bhikkhu. Sudilah Guru Gotama menganggapku sebagai seorang umat awam yang telah berlindung sejak hari ini hingga seumur hidup.” [102]


Catatan Kaki
  1. Ia mengulangi seluruh empat jenis, seperti yang dikatakan oleh Sang Buddha di bawah. Saya telah menghilangkan bagian pengulangan. ↩︎

  2. Abhikkantā h’esā potaliya yadidaṃ tattha tattha kālaññutā. Mp: “Adalah sifat para bijaksana, ketika mereka mengetahui waktu yang tepat, maka mereka mencela seseorang yang layak dicela dan memuji seseorang yang layak dipuji.” ↩︎