easter-japanese

1

(188) “Para bhikkhu, yang terkemuka di antara para bhikkhu siswaKu dalam hal senioritas adalah Aññākoṇḍañña.”2

(189) “… di antara mereka yang memiliki kebijaksanaan tinggi adalah Sāriputta.”3

(190) “… di antara mereka yang memiliki kekuatan batin adalah Mahāmoggallāna.”4

(191) “… di antara mereka yang mengajarkan praktik pertapaan adalah Mahākassapa.”5

(192) “… di antara mereka yang memiliki mata dewa adalah Anuruddha.”6

(193) “… di antara mereka yang berasal dari keluarga terhormat adalah Bhaddiya Kāḷigodhāyaputta.”7

(194) “… di antara mereka yang memiliki suara merdu adalah Lakuṇṭaka Bhaddiya.”8

(195) “… di antara mereka yang memiliki raungan singa adalah Piṇḍola Bhāradvāja.”9

(196) “… di antara mereka yang membabarkan Dhamma adalah Puṇṇa Mantāṇiputta.”10

(197) ”… di antara mereka yang menjelaskan secara terperinci makna dari apa yang disampaikan secara singkat adalah Mahākaccāna.” [24]

(198) “Para bhikkhu, yang terkemuka dari para bhikkhu siswaKu di antara mereka yang menciptakan jasmani ciptaan-pikiran adalah Cullapanthaka.”11

(199) “… di antara mereka yang mahir dalam transformasi pikiran adalah Cullapanthaka.”

(200) “… di antara mereka yang mahir dalam transformasi persepsi adalah Mahāpanthaka.”12

(201) “… di antara mereka yang berdiam tanpa konflik adalah Subhūti.”13

(202) “… di antara mereka yang layak menerima pemberian adalah Subhūti.”

(203) “… di antara para penghuni hutan adalah Revata Khadiravaniya.”14

(204) “… di antara para meditator adalah Kaṅkhārevata.”15

(205) “… di antara mereka yang membangkitkan kegigihan adalah Soṇa Koḷivīsa.”16

(206) “… di antara mereka yang merupakan pembabar yang baik adalah Soṇa Kutikaṇṇa.”17

(207) “… Di antara mereka yang mendapatkan perolehan adalah Sīvalī.”18

(208) “… di antara mereka yang bertekad melalui keyakinan adalah Vakkalī.”19

(209) “Para bhikkhu, yang terkemuka dari para bhikkhu siswaKu di antara mereka yang menginginkan latihan adalah Rāhula.”20

(210) “… di antara mereka yang telah meninggalkan keduniawian karena keyakinan adalah Raṭṭhapāla.”21

(211) “… di antara mereka yang pertama menerima kupon makan adalah Kuṇḍadhāna.”22

(212) “… di antara mereka yang menggubah syair inspiratif adalah Vaṅgīsa.”23

(213) “… di antara mereka yang menginspirasi keyakinan dalam segala hal adalah Upasena Vaṅgantaputta.”24

(214) “… di antara mereka yang membagi tempat-tempat tinggal adalah Dabba Mallaputta.”25

(215) “… di antara mereka yang disukai dan disayangi oleh para dewa adalah Piḷindavaccha.”26

(216) “… di antara mereka yang dengan cepat mencapai pengetahuan langsung adalah Bāhiya Dārucīriya.”27

(217) “… di antara mereka yang membabarkan dalam berbagai cara berbeda adalah Kumārakassapa.”28

(218) “… di antara mereka yang telah mencapai pengetahuan analitis adalah Mahākoṭṭhita.”29

(219) “Para bhikkhu, yang terkemuka dari para bhikkhu siswaKu di antara mereka yang terpelajar adalah Ānanda.”30

(220) “… di antara mereka yang memiliki ingatan yang baik adalah Ānanda.” [25]

(221) “… di antara mereka yang memiliki daya tangkap cepat adalah Ānanda.”31

(222) “… di antara mereka yang bersungguh-sungguh adalah Ānanda.”32

(223) “… di antara para pelayan pribadi adalah Ānanda.”

(224) “… di antara mereka yang memiliki banyak pengikut adalah Uruvelakassapa.”33

(225) “… di antara mereka yang menginspirasi keyakinan dalam keluarga-keluarga adalah Kāludāyi.”34

(226) “… di antara mereka yang memiliki kesehatan yang baik adalah Bakkula.”35

(227) “… di antara mereka yang mengingat kehidupan lampau adalah Sobhita.”36

(228) “… di antara para penegak disiplin adalah Upāli.”37

(229) “… di antara mereka yang mendorong para bhikkhunī adalah Nandaka.”38

(230) “… di antara mereka yang menjaga pintu-pintu indria adalah Nanda.”39

(231) “… di antara mereka yang mendorong para bhikkhu adalah Mahākappina.”40

(232) “… di antara mereka yang mahir dalam unsur api adalah Sāgata.”41

(233) “… di antara mereka yang menerima khotbah yang mengesankan adalah Rādha.”42

(234) “… di antara mereka yang mengenakan jubah kasar adalah Mogharājā.”43

(235) “Para bhikkhu, yang terkemuka dari para bhikkhunī siswiKu dalam hal senioritas adalah Mahāpajāpati Gotamī.”44

(236) “… di antara mereka yang memiliki kebijaksanaan tinggi adalah Khemā.”45

(237) “… di antara mereka yang memiliki kekuatan batin adalah Uppalavaṇṇā.”46

(238) “… di antara mereka yang menegakkan disiplin adalah Paṭācārā.”47

(239) “… di antara para pembabar Dhamma adalah Dhammadinnā.”48

(240) “… di antara para meditator adalah Nandā.”49

(241) “… di antara mereka yang membangkitkan kegigihan adalah Soṇā.”50

(242) “… di antara mereka yang memiliki mata dewa adalah Sakulā.”51

(243) “… di antara mereka yang dengan cepat mencapai pengetahuan langsung adalah Bhaddā Kuṇḍalakesā.”52

(244) “… di antara mereka yang mengingat kehidupan lampau adalah Bhaddā Kāpilānī.”53

(245) “… di antara mereka yang mencapai pengetahuan langsung yang agung adalah Bhaddā Kaccānā.”54

(246) “… di antara mereka yang mengenakan jubah kasar adalah Kisāgotamī.”55

(247) “… di antara mereka yang bertekad melalui keyakinan adalah Sīgālamātā.”56

(248) “Para bhikkhu, yang terkemuka dari para umat awam laki-laki dalam hal menjadi yang pertama menyatakan perlindungan [26] adalah para pedagang Tapussa dan Bhallika.”57

(249) “… di antara para penyumbang adalah perumah tangga Sudatta Anāthapiṇḍika.”58

(250) “… di antara para pembabar Dhamma adalah perumah tangga Citta dari Macchikāsaṇḍa.”59

(251) “… di antara mereka yang menggunakan empat cara untuk menarik dan memelihara orang lain adalah Hatthaka dari Āḷavī.”60

(252) “… di antara mereka yang memberikan apa yang baik adalah Mahānāma orang Sakya.”61

(253) “… di antara mereka yang memberikan apa yang menyenangkan adalah perumah tangga Ugga dari Vesālī.”62

(254) “… di antara para pelayan Saṅgha adalah perumah tangga Uggata.”63

(255) “… di antara mereka yang memiliki keyakinan tak tergoyahkan adalah Sūra Ambaṭṭha.”64

(256) “… di antara mereka yang memiliki keyakinan pada orang-orang adalah Jīvaka Komārabhacca.”65

(257) “… di antara mereka yang memiliki kepercayaan adalah perumah tangga Nakulapitā.”66

(258) “Para bhikkhu, yang terkemuka dari para umat awam perempuan dalam hal menjadi yang pertama menyatakan perlindungan adalah Sujātā, putri Senānī.”67

(259) “… di antara para penyumbang adalah Visākhā Migāramātā.”68

(260) “… di antara mereka yang terpelajar adalah Khujjuttarā.”69

(261) “… di antara mereka yang berdiam dalam cinta-kasih adalah Sāmāvatī.”70

(262) “… di antara para meditator adalah Uttarā Nandamātā.”71

(263) “… di antara mereka yang memberikan apa yang baik adalah Suppavāsā putri orang Koliya.”72

(264) “… di antara mereka yang merawat orang sakit adalah umat awam perempuan Suppiyā.”73

(265) “… di antara mereka yang memiliki keyakinan tak tergoyahkan adalah Kātiyānī.”74

(266) “… di antara mereka yang akrab adalah ibu rumah tangga Nakulamātā.”75

(267) “… di antara mereka yang memiliki keyakinan berdasarkan kabar angin adalah umat awam perempuan Kāḷī dari Kuraraghara.”76


Catatan Kaki
  1. Dari sini dan seterusnya, Ce dan Be menyebut kelompok-kelompok ini hanya sebagai -pāḷi bukan sebagai vagga, misalnya, judul dari kelompok ini adalah etadaggapāli. Tiap-tiap kelompok sepuluh (atau lebih) sutta dalam kelompok ini disebut sebagai vagga, disebutkan dalam Ce hanya sebagai vaggo paṭhamo, vaggo dutiyo (bab pertama, bab ke dua), dan seterusnya, dan dalam Be paṭhamavaggo, dutiyavaggo, dan seterusnya. Akan tetapi, judul besar (dengan akhiran -pāḷi) diberi nomor berurutan dengan kelompok sebelumnya yang disebut –vagga, yang menyiratkan bahwa masing-masing dapat dianggap vagga besar yang terdiri dari beberapa vagga kecil. Demikianlah kelompok sekarang ini diberi nomor XIV (atau 14), mengikuti ekapuggalavagga (“Bab Satu Orang”), yang adalah XIII (atau 13). Saya mengikuti Be dan Ce dalam menghitung sebagai vagga terpisah atau sub bab untuk masing-masing kelompok sepuluh (atau lebih) sutta, tiap-tiap sutta ditentukan oleh pernyataan atas siswa tertentu sebagai yang terkemuka. Ee, sebaliknya, menggabungkan masing-masing kelompok (sub bab) sebagai satu sutta panjang. Banyak fakta dan referensi dalam catatan saya pada bab ini berasal dari DPPN. ↩︎

  2. Ia adalah yang pertama memahami empat kebenaran mulia pada khotbah pertama Sang Buddha, dan yang pertama memohon penahbisan ke dalam Saṅgha. Baca SN 56:11, V 423,13-16 dan Vin I 11,34-36, 12,15-16. ↩︎

  3. Untuk kisah biografi yang lengkap tentang Sāriputta, Mahāmoggallāna, Mahākassapa, Anuruddha, dan Mahākaccāna, baca Nyanaponika and Hecker, bab 1, 2, 3, 5, dan 6, berturut-turut. ↩︎

  4. Kekuatan batin (iddhi) yang dimaksudkan adalah kekuatan supernormal yang dijelaskan pada 3:60, I 170; 3:101, I 255, dan tempat lainnya. ↩︎

  5. Praktik pertapaan (dhuta, dhutaṅga) sering dijalankan oleh para bhikkhu demi keinginan yang sedikit, menjadi mudah disokong, dan pengendalian-diri. Praktik-praktik ini termasuk menetap di dalam hutan, di bawah pohon, di ruang terbuka, atau di tanah pekuburan; hanya memakai tiga jubah; memakai “jubah bertambalan” yang terbuat dari potongan-potongan kain yang dibuang; hanya memakan makanan yang diperoleh dari perjalanan mengumpulkan dana makanan; dan tidur dalam postur duduk. Baca I:378-81, 5:181-90. Tiga belas praktik pertapaan dibahas dalam Vism bab 2. ↩︎

  6. Mata dewa (dibbacakkhu) adalah kemampuan untuk melihat objek-objek dalam jarak yang jauh, termasuk sistem-sistem dunia yang jauh; untuk melihat alam kehidupan yang lain; dan untuk melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan terlahir kembali sesuai kamma mereka. ↩︎

  7. Ia adalah putra dari Kāḷigodhā, seorang nyonya Sakya senior, dan sahabat karib Anuruddha, yang bersama-sama dengannya meninggalkan keduniawian. Kisah tentangnya terdapat dalam Ud 2:10, 18-20. Syair-syairnya terdapat pada Th 842-65. ↩︎

  8. Terlahir pada keluarga kaya di Sāvatthī, ia diberi julukan lakuṇṭaka (cebol) karena postur tubuhnya yang kecil. Pencapaian Kearahattaannya dikisahkan dalam Ud 7:1, 74. ia dipuji dalam Ud 7:2, 74-75; Ud 7:5, 76; dan SN 21:6, II 279. Syair-syairnya terdapat pada Th 466-72. ↩︎

  9. Ia adalah putra brahmana kerajaan Raja Udena dari Kosambi. Ketika ia mengunjungi Rājagaha dan melihat perolehan yang didapat oleh para bhikkhu, ia memutuskan untuk menjadi seorang bhikkhu. Pada masa-masa awal menjadi bhikkhu ia sangat rakus, tetapi Sang Buddha mengajarkan kepadanya agar makan secukupnya. Segera ia mencapai Kearahattaan dengan enam pengetahuan langsung. Ia ditegur oleh Sang Buddha karena menggunakan kekuatan batin untuk memenangkan sebuah mangkuk cendana (Vin II 110-12). Ia berdebat dengan Raja Udena tentang pengendalian indria pada SN 35:127, IV 110-13. Ia dipuji dalam Ud 4:6, 42-43. Syair-syairnya terdapat pada Th 123-24. ↩︎

  10. Seorang keponakan Aññākoṇḍañña, ia berasal dari keluarga brahmana yang menetap di dekat Kapilavatthu, kota asal Sang Buddha. Setelah ia mencapai Kearahattaan ia pergi menemui Sang Buddha di Sāvatthī. Sāriputta menjumpainya dan mereka terlibat dalam sebuah diskusi Dhamma, dicatat dalam MN 24. Ia dipuji oleh Ānanda atas keterampilannya sebagai seorang guru pada SN 22:83, III 105-6. ↩︎

  11. Kisahnya dicatat dalam Vism 387-89, Ppn 12.60-66. Karena ia terlahir di tepi jalan (pantha), maka ia diberi nama Panthaka. Ia dipuji dalam Ud 5:10, 61. Syair-syairnya terdapat pada Th 557-66. ↩︎

  12. Ia adalah kakak laki-laki Cullapanthaka, juga dilahirkan di tepi jalan. Sebagai kakak, ketika adiknya dilahirkan ia dipanggil Mahā (besar) dan adiknya Culla (kecil). Syair-syairnya terdapat pada Th 510-17. Mp mengatakan bahwa Cullapanthaka mahir khususnya dalam hal konsentrasi dan oleh karena itu menjadi yang terkemuka dalam transformasi pikiran (cetovivaṭṭa). Mahāpanthaka mahir khususnya dalam hal pandangan terang dan oleh karena itu menjadi yang terkemuka dalam hal transformasi persepsi (saññāvivaṭṭa). Mp-ṭ menjelaskan perbedaannya sebagai berikut: “Seorang yang mahir dalam hal transformasi pikiran adalah seorang pencapai jhāna alam berbentuk yang, sehubungan dengan satu objek tunggal, mampu mentransformasikan pikiran konsentrasi (sāmadhicittaṃ) dari jhāna-jhāna yang lebih rendah berturut-turut hingga jhāna-jhāna yang lebih tinggi berturut-turut. Seorang yang mahir dalam hal transformasi persepsi adalah mahir dalam mentransformasikan jhāna-jhāna yang disebutkan sebelumnya di bawah bidang persepsi, melampaui persepsi-persepsi bentuk dan bergerak dari [persepsi] yang berhubungan dengan landasan ruang tanpa batas menuju yang berhubungan dengan landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi. Demikian pula, ia mampu mentransformasikan pikirannya dari persepsi perempuan dan laki-laki, dan sebagainya, dan dari persepsi kekekalan, dan seterusnya, kepada hanya fenomena-fenomena tanpa bentuk dan, khususnya, kepada nibbāna yang tidak terkondisi. Seorang yang demikian terbiasa dengan perenungan kekosongan (suññatānupassanābahulo).” ↩︎

  13. Ia adalah adik dari Anāthapiṇḍika, yang meninggalkan keduniawian pada hari ketika Vihara Jetavana dipersembahkan kepada Sang Buddha. Ia mencapai Kearahattaan dengan mengembangkan pandangan terang yang berdasarkan pada meditasi cinta kasih. Sebelum mengajarkan Dhamma dan ketika menerima dana makanan, ia akan terlebih dulu memasuki jhāna melalui cinta kasih dan kemudian keluar dari sana. Sang Buddha menjelaskan kepadanya tentang manifestasi keyakinan pada 11:14. Kemahirannya dalam meditasi dipuji dalam Ud 6:7, 71. Syair-syairnya terdapat pada Th 1. Sosok Subhūti menonjol dalam [Mahāyāna] Prajñāpāramitā sūtra sebagai pembabar utama tentang kesempurnaan kebijaksanaan. ↩︎

  14. Ia adalah adik Sāriputta. Dipaksa oleh ibunya untuk menikah pada usia muda, ia melarikan diri dan menerima penahbisan. Syair-syairnya terdapat pada Th 646-58. ↩︎

  15. Ia berasal dari keluarga kaya di Sāvatthī. Konsepnya tentang bhikkhu ideal terdapat pada MN 32.5, I 213, 10-19. Ia dipuji dalam Ud 5:7,60. Ia memiliki syairnya sendiri pada Th 3. ↩︎

  16. Kisah pencerahannya terdapat pada 6:55, diceritakan dengan lebih lengkap pada Vin I 179-85, di mana hal ini mengarah pada ditetapkannya aturan oleh Sang Buddha bahwa para bhikkhu boleh memakai sandal. Syair-syairnya terdapat pada Th 632-44. ↩︎

  17. Ia berasal dari Avantī, putra Kāḷī (baca 1:267 di bawah) dan murid dari Mahākaccāna. Kisahnya terdapat pada Ud 5:6, 57-59. Ia melakukan perjalanan menuju Sāvatthī untuk menemui Sang Buddha. Sang Buddha mengundangnya untuk bermalam di gubuknya dan memujinya atas pembacaan Aṭṭhakavagga. Syair-syairnya terdapat pada Th 365-69. ↩︎

  18. Ia adalah putra Suppavāsā, yang di rahimnya ia berdiam selama tujuh tahun dan tujuh hari. Ia lahir setelah ibunya memberikan persembahan kepada Sang Buddha (baca Ud 2:8, 15-18, walaupun nama bayi ini hanya teridentifikasi dalam komentar). Ia meninggalkan keduniawian pada hari kelahirannya dan menjadi seorang yang-tidak-kembali ketika rambutnya sedang dicukur. Setelah itu ia mencapai Kearahattaan. Syairnya terdapat pada Th 60. ↩︎

  19. Kisah tentang cinta kasihnya pada Sang Buddha dan kematiannya dengan cara bunuh diri terdapat pada SN 22:87, III 119-24. ↩︎

  20. Putra Sang Buddha. Pertemuan pertamanya dengan Sang Buddha, ketika ia berusia tujuh tahun, dikisahkan pada Vin I 82, 8-31. Sang Buddha membabarkan khotbah-khotbah berikut ini kepadanya: MN 61, MN 62, MN 147; SN 18:1-22; SN 22:91-92; SN 35:121 (=MN 147); dan Sn 2:11. ↩︎

  21. Kisah dan khotbahnya tentang Dhamma terdapat pada MN 82. Syair-syairnya terdapat pada Th 350-54. ↩︎

  22. Paṭhamaṃ salākaṃ gaṇhatānaṃ. Ini merujuk pada metode pembagian makanan dengan cara memilih undian. Ia jarang muncul dalam Nikāya-Nikāya tetapi syair-syairnya terdapat pada Th 15 (= SN 1:5, 13, dianggap berasal dari Sang Buddha). ↩︎

  23. Keseluruhan bab tentangnya, termasuk syair-syairnya, terdapat dalam SN bab 8. Baca juga Sn 2:12. Syair-syairnya, pada Th 1218-88, menjadi bagian terpanjang dalam Theragāthā. ↩︎

  24. Adik dari Sāriputta, ia bergembira dalam pencapaiannya pada Ud 4:9, 45-46. Kisah kematiannya karena digigit ular terdapat pada SN 35:69, IV 40-41. Syair-syairnya terdapat pada Th 577-86. ↩︎

  25. Ia dikatakan telah mencapai Kearahattaan pada usia tujuh tahun. Ia ditunjuk oleh Saṅgha sebagai pembagi tempat-tempat tinggal dan pembagi makanan tetapi kemudian difitnah oleh sekelompok bhikkhu berpikiran jahat (pada Vin III 158-63 dan sekali lagi pada Vin III 166-67; baca juga Vin II 74-80, 124-26). Ia difitnah oleh kelompok yang sama pada Vin IV 37-38. Kisah kematiannya terdapat dalam Ud 8:9-10, 92-93. Ia memiliki satu syair pada Th 5. ↩︎

  26. Ia telah menjalani kehidupan brahmana selama lima ratus kehidupan lampaunya dan bahkan setelah penahbisannya dan pencapaian Kearahattaannya, dengan dorongan kebiasaan, ia masih menyapa para bhikkhu lain dengan sebutan menghina sebagai vasala. Sang Buddha membebaskannya dari perbuatan-salah (dalam Ud 3:6, 28-29). Kekuatan batinnya dijelaskan pada Vin I 206-9; III 67,9-17; III 248-51. Ia memiliki satu syair pada Th 9 (identik dengan syair Aṅgulimāla pada Th 885). ↩︎

  27. Kisahnya diceritakan dalam Ud 1:10, 6-9. Sebelum ia bertemu Sang Buddha, ia telah menjalani kehidupan sebagai petapa, yakin bahwa ia adalah seorang Arahant hingga sesosok dewa yang berbelas kasihan menyadarkannya dari kekeliruannya. Ia bergegas mendatangi Sang Buddha di Sāvatthī. Setelah menerima ajaran Sang Buddha ia segera mencapai Kearahattaan. Ia terbunuh oleh seekor sapi tidak lama setelah pencapaiannya. Walaupun ia tidak menerima penahbisan resmi, ia tetap dianggap sebagai seorang bhikkhu. ↩︎

  28. Ia adalah putra seorang perempuan yang menjadi bhikkhunī tanpa menyadari bahwa ia sedang hamil. Ia meninggalkan keduniawian pada usia tujuh tahun. Ia muncul dalam DN 23 dan MN 23. Syair-syairnya terdapat pada Th 201-2. Mp mengatakan bahwa ia ditetapkan sebagai yang terkemuka di antara mereka yang membabarkan dalam berbagai cara berbeda (cittakathikānaṃ aggo) karena ia menghias khotbah Dhamma dengan banyak perumpamaan dan alasan. ↩︎

  29. Ia muncul dalam banyak sutta, biasanya bertanya kepada Sāriputta: MN 43; SN 12:67; SN 22:122; SN 22:127-35; SN 35:232; SN 44:3-6. Pada SN 35:162-63 ia menerima instruksi langsung dari Sang Buddha. Tentang pengetahuan-pengetahuan analitis (paṭisambhidā), baca 4:172↩︎

  30. Selama dua puluh lima tahun terakhir kehidupan Sang Buddha ia bertindak sebagai pelayan pribadi Sang Buddha. Untuk kisah biografi, baca Nyanaponika and Hecker 2003, bab 4. Dalam Th 1027, ia mengaku bahwa ia mempelajari 84.000 ajaran: 82.000 dari Sang Buddha dan 2.000 dari para bhikkhu. ↩︎

  31. Mp: “Berdasarkan pada satu kalimat, menangkap 60.000 kalimat menurut metode yang diajarkan oleh Sang Guru, ia mengetahui semua kalimat. Oleh karena itu ia adalah yang terkemuka di antara mereka yang menangkap dengan cepat (gatimantānaṃ aggo).” ↩︎

  32. Mp: “Kegigihannya dalam mempelajari kata-kata Sang Buddha, dalam pelafalan, dalam mengingat, dan dalam melayani Sang Guru adalah tidak tertandingi oleh yang lain. Oleh karena itu ia adalah yang terkemuka di antara mereka yang bersungguh-sungguh (dhitimantānaṃ aggo).” ↩︎

  33. Ia adalah pemimpin dari kelompok petapa pemuja api berambut kusut yang dialih-yakinkan oleh Sang Buddha pada awal pengajaranNya. Kedua adiknya, Nadīkassapa dan Gayākassapa, yang juga adalah pemuja api, mengikuti jejaknya di bawah Sang Buddha. Baca Vin I 24-37. Syair-syairnya terdapat pada Th 375-80. ↩︎

  34. Putra seorang menteri Raja Suddhodana, ia adalah teman sepermainan Sang Buddha pada masa kanak-kanak. Ia diutus oleh Suddhodana untuk mengundang Sang Buddha kembali ke Kapilavatthu. Sepanjang misinya ia menginspirasi para Sakya agar berkeyakinan pada Sang Buddha. Syair-syairnya terdapat pada Th 527-36. ↩︎

  35. Ia ditelan oleh seekor ikan ketika masih kanak-kanak tetapi ia berhasil selamat. Baca Vism 379, Ppn 12.27. Ia menjadi seorang bhikkhu pada usia delapan puluh dan mencapai Kearahattaan dalam tujuh hari. Perbincangannya dengan seorang teman bernama Acelakassapa, tercatat dalam MN 124. Syair-syairnya terdapat pada Th 225-27. ↩︎

  36. Ia adalah seorang brahmana dari Sāvatthī. Syair-syairnya terdapat pada Th 165-66. ↩︎

  37. Ia adalah tukang cukur para Sakya di Kapilavatthu. Ia meninggalkan keduniawian bersama dengan Anuruddha dan para sepupunya dan menjadi yang terkemuka dalam hal disiplin monastik. Ia sering muncul dalam Vinaya dan dalam AN pada 7:83, 10:31-38, 10:41-43, dan 10:99. Syair-syairnya terdapat pada Th 249-51. ↩︎

  38. Seorang mantan perumah tangga dari Sāvatthī, ia menasihati para bhikkhunī pada MN 146. Dalam AN, baca 3:66 dan 9:4. Syair-syairnya terdapat pada Th 279-82. ↩︎

  39. Ia adalah saudara tiri Sang Buddha, putra Raja Suddhodana dan Mahāpajāpati Gotami. Kisah tentang bagaimana ia meninggalkan tunangannya untuk menjadi bhikkhu dikisahkan dalam Ud 3:2, 21-24. Ia diberi instruksi oleh Sang Buddha pada SN 21:8 dan dipuji dalam AN pada 8:9. Syair-syairnya terdapat pada Th 157-58. ↩︎

  40. Ia adalah raja dari negeri perbatasan yang meninggalkan tahtanya untuk mengikuti Sang Buddha. Istrinya, Anojā, bersama dengan para pelayannya mengikutinya dan menjadi bhikkhunī. Ia dipuji oleh Sang Buddha pada SN 21:11 dan SN 54:7. Syair-syairnya terdapat pada Th 547-56. ↩︎

  41. Ia adalah salah satu pelayan Sang Buddha sebelum Ānanda. Ia menggunakan kemahirannya atas lima elemen untuk menaklukkan seekor naga api yang ganas di penyeberangan Amba di dekat Kosambī. Atas instruksi kelompok enam bhikkhu pengacau, para perumah tangga Kosambī mempersiapkan minuman memabukkan yang disebut kāpotikā untuk Sāgata. Ia meminumnya dan terjatuh pingsan karena mabuk. Sebagai akibatnya, Sang Buddha menetapkan aturan yang melarang meminum minuman memabukkan (Pācittiya 51); baca Vin IV 108-10. ↩︎

  42. Kata paṭibhāneyyaka jelas memiliki makna kausatif. Mp mengatakan “ia adalah yang terkemuka di antara para bhikkhu yang menyebabkan khotbah-khotbah yang mengesankan dibabarkan oleh Sang Buddha, yang menjadi kondisi bagi khotbah-khotbah demikian” (satthu dhammadesanāpaṭibhānassa paccayabhūtānaṃ paṭibhānajanakānaṃ bhikkhūnaṃ … aggo). Ia menerima khotbah-khotbah dari Sang Buddha pada SN 22:71, SN 23:1-46, dan SN 35:76-78. ↩︎

  43. Ia adalah salah satu dari enam belas murid brahmana yang bertanya kepada Sang Buddha dalam Pārāyanavagga. Perbincangannya dengan Sang Buddha terdapat pada Sn 1116-19. Ia mengajukan pertanyaan dari Buddha pada SN 1:34, I 23 dan memiliki sebuah syair pada Th 207. ↩︎

  44. Ia adalah bibi dan ibu tiri Sang Buddha. Dalam AN, baca 8:51 (= Vin II 253-56) dan 8:53 (= Vin II 258-59). Syair-syairnya terdapat pada Thī 157-62, dan kisah tentang wafatnya terdapat pada Ap II 529-43. ↩︎

  45. Untuk sketsa biografinya, baca Nyanaponika and Hecker 2003: 263-97. Ia adalah permaisuri Raja Bimbisāra, yang bangga akan kecantikannya, tetapi kemudian meninggalkan keduniawian setelah Sang Buddha menaklukkan keangkuhannya. Ia membabarkan khotbah pada SN 44:1 dan syair-syairnya terdapat pada Thī 139-44. Bersama dengan Uppalavaṇṇā, ia adalah salah satu dari dua siswa bhikkhunī utama yang dianggap sebagai teladan bagi para bhikkhunī dalam AN pada 2:131 dan 4:176 §2 dan dalam SN 17:24. ↩︎

  46. Ia adalah putri seorang bankir dari Sāvatthī. Tidak lama setelah meninggalkan keduniawian, ia mencapai Kearahattaan lengkap dengan kekuatan batin. Ia diperkosa oleh seorang pemuda tetapi Sang Buddha menyatakan ketidak-bersalahannya karena ia tidak menyetujui tindakan itu. Ia berbincang-bincang dengan Māra pada SN 5:5, I 131-32. Syair-syairnya terdapat pada Thī 224-35. ↩︎

  47. Kisahnya terdapat dalam Nyanaponika and Hecker 2003: 293-300. Syair-syairnya terdapat pada Thī 112-16. ↩︎

  48. Ia mengajarkan kepada mantan suaminya dalam MN 44 dan syair-syairnya terdapat pada Thī 12. ↩︎

  49. Juga dikenal sebagai Sundarīnandā karena kecantikannya, ia adalah saudari tiri Sang Buddha dan saudari kandung Nanda. Kisahnya terdapat dalam Nyanaponika and Hecker 2003: 282-85. Syair-syairnya terdapat pada Thī 82-86. ↩︎

  50. Kisahnya terdapat dalam Nyanaponika and Hecker 2003: 279-82. Syair-syairnya terdapat pada Thī 102-6. ↩︎

  51. Ia adalah putri dari keluarga brahmana di Sāvatthī. Syair-syairnya terdapat pada Thī 98-101. ↩︎

  52. Kisahnya terdapat dalam Nyanaponika and Hecker 2003: 269-73. Ia adalah seorang petapa pengembara dan pendebat sebelum ia bertemu dengan Sang Buddha. Syair-syairnya terdapat pada Thī 107-11. ↩︎

  53. Dalam kehidupan awamnya ia adalah istri Mahākassapa, tetapi dengan kesepakatan bersama pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Syair-syairnya terdapat pada Thī 63-66. ↩︎

  54. Mp mengidentifikasikannya sebagai Rāhulamātā, ibu Rāhula; karena ia adalah istri Sang Buddha, lebih dikenal dalam tradisi Buddhis dengan nama Yasodharā. ↩︎

  55. Ia adalah tokoh pemeran utama dalam kisah terkenal biji moster. Sketsa biografinya terdapat dalam Nyanaponika and Hecker 2003: 273-78. Dialognya dengan Māra terdapat pada SN 5:3, I 129-30. Syair-syairnya terdapat pada Thī 213-23. ↩︎

  56. Ia dikatakan telah mencapai Kearahattaan dengan indria keyakinan yang menonjol; karenanya ia ditetapkan sebagai yang terkemuka di antara mereka yang bertekad melalui keyakinan. ↩︎

  57. Pertemuan mereka dengan Sang Buddha tidak lama setelah pencerahan Beliau dikisahkan dalam Vin I 4,1-27. Mereka dikatakan berasal dari Negeri Ukkala. Mereka mempersembahkan makanan pertama Sang Buddha setelah pencerahan Beliau dan menyatakan berlindung pada Buddha dan Dhamma (karena Saṅgha masih belum ada). Mp menjelaskan bahwa Sang Buddha memberikan beberapa helai rambut dari kepalaNya, yang mereka bawa ke kota asal mereka, dan menyimpannya dalam sebuah cetiya (altar pemujaan) yang mereka bangun untuk menyimpan rambut itu. ↩︎

  58. Untuk kisah terperinci tentang kehidupan dan aktivitasnya, baca Nyanaponika and Hecker 2003, bab 9. ↩︎

  59. Ia adalah sosok utama dalam SN bab 41. Untuk sketsa biografi, baca Nyanaponika and Hecker 2003: 365-72. ↩︎

  60. Mp mengatakan bahwa ia adalah putra raja negeri Āḷavī. Ia menjadi seorang yang-tidak-kembali ketika mendengar Sang Buddha mengajar. Dalam AN ia terlibat dalam perbincangan dengan Sang Buddha pada 3:35 dan, bersama Citta, ia dianggap sebagai teladan umat awam pada 2:132 dan 4:176 §3 serta pada SN 17:23, II 235, 20-25. Ia dipuji oleh Sang Buddha pada 8:23 dan 8:24. Setelah kelahiran kembalinya sebagai dewa, ia mengunjungi Sang Buddha pada 3:127. Empat cara untuk menarik dan memelihara orang lain (saṅgahavatthu) terdapat pada 4:32. ↩︎

  61. Ia adalah seorang pangeran Sakya, kakak dari Anuruddha dan sepupu Sang Buddha. Ia sering terlibat diskusi dengan Sang Buddha dan para bhikkhu. Dalam AN ia muncul dalam 3:73, 3:126, 6:10, 8:25, 11:11, dan 11:12. ↩︎

  62. Ia dipuji oleh Sang Buddha pada 8:21 dan membicarakan tentang hal-hal menyenangkan yang ia berikan dalam 5:44. ↩︎

  63. Dari kisah dalam Mp, tampaknya ia identik dengan Ugga dari Hatthigāma, yang dipuji oleh Sang Buddha dalam 8:22. ↩︎

  64. Mp menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana Māra mengunjunginya dalam samaran Buddha untuk menggoyahkan keyakinannya. Akan tetapi, Sūra seketika menyadari muslihat ini dan membongkar tamunya sebagai Māra. ↩︎

  65. Ia adalah tabib resmi bagi Raja Bimbisāra serta bagi Buddha dan Saṅgha. Dalam AN ia hanya muncul dalam 8:26. Kisah masa awal karirnya dan pelayanannya pada Sang Buddha dikisahkan pada Vin I 268-81. Tentang ungkapan “yang terkemuka di antara mereka yang memiliki keyakinan pada orang-orang” (puggalappasannānaṃ aggo), Mp berpendapat hanya sebuah kata kesungguh-sungguhan. Saya menduga, makna yang dimaksudkan adalah bahwa keyakinannya didasarkan pada keyakinan personal terhadap Sang Buddha, bukan pada penyelidikan ke dalam Dhamma. ↩︎

  66. Menurut Mp, ia dan istrinya Nakulamātā telah menjadi orang tua Sang Buddha dalam lima ratus kehidupan lampau dan dengan demikian mereka masih menganggap Beliau sebagai putra mereka. Saya percaya bahwa hal inilah yang menjadikan mereka sebagai “yang terkemuka dalam hal memiliki kepercayaan” (vissāsakānaṃ aggo). Dalam AN mereka muncul bersama dalam 4:55 dan 6:16. suatu skema biografi singkat atas pasangan ini terdapat dalam Nyanaponika and Hecker 2003: 375-78. ↩︎

  67. Ia mempersembahkan makanan terakhir kepada Sang Bodhisatta sebelum pencerahanNya. Mp mengidentifikasikannya sebagai ibu dari Yasa (baca Vin I 15-18), tetapi tampaknya tidak mungkin. Sujātā berasal dari Uruvelā, dekat Bodhgayā sekarang, sedangkan Yasa dikatakan berasal dari Bārāṇasī yang jauh. ↩︎

  68. Ia adalah penyokong wanita utama Sang Buddha. Suatu sketsa biografi terdapat dalam Nyanaponika and Hecker 2003: 247-55. Sang Buddha membabarkan khotbah kepadanya dalam 3:70, 8:43, dan 8:49. ↩︎

  69. Pelayan Sāmāvatī, ia pergi mendengar Sang Buddha membabarkan khotbah dan kemudian mengulangi khotbah-khotbah itu kepada nyonya-nyonya di istana. Itivuttaka disebutkan sebagai catatan dari ajaran-ajaran ini. Dalam 2:133 dan 4:176 §4 ia dianggap, bersama dengan Veḷukaṇṭakī Nandamātā, sebagai teladan ideal seorang umat awam perempuan. Ia juga dipuji dalam SN 17:24. ↩︎

  70. Seorang gadis yatim-piatu, ia menjadi istri Raja Udena dari Kosambī. Bersama dengan para perempuan lain di istana, ia meninggal dunia ketika istri lainnya yang cemburu, Māgandiyā, membakar kamar para perempuan. Kisah ini terdapat dalam Ud 7:10, 79. Sketsa biografinya terdapat dalam Nyanaponika and Hecker 2003: 285-93. ↩︎

  71. Ia mungkin identik dengan Veḷukaṇṭakī Nandamātā, yang walaupun di tempat lain disebutkan sebagai seorang umat awam perempuan ideal, namun tidak disebutkan dalam daftar ini. Veḷukaṇṭakī Nandamātā dipuji bersama dengan Khujjuttarā dalam sutta-sutta yang dikutip di atas dalam catatan 141. Dalam 7:53 ia menyatakan tentang tujuh kualitasnya yang menakjubkan. ↩︎

  72. Ia adalah ibu dari Sīvalī. Kisah tentang lamanya ia mengandung terdapat dalam Ud 2:8, 15-18. Sang Buddha memberikan nasihat tentang kemanjuran persembahan makanan dalam 4:57↩︎

  73. Ia mengiris daging dari pahanya sendiri untuk dipersembahkan kepada seorang bhikkhu yang sakit yang memerlukan daging. Hal ini menyebabkan Sang Buddha melarang para bhikkhu memakan daging manusia, bahkan jika diberikan. Baca Vin I 216-18. ↩︎

  74. Mp mengatakan bahwa ia adalah sahabat Kāḷi dari Kuraraghara. Suatu hari, ketika ia sedang mendengarkan khotbah Dhamma, para pencuri merampok rumahnya. Ia tidak mempedulikan tentang perampokan itu melainkan terus mendengarkan khotbah tersebut. Reaksinya tersebut menyebabkan para pencuri itu menyesal. Dengan bantuannya, mereka menjadi bhikkhu dan mencapai Kearahattaan. ↩︎

  75. Ia adalah istri dari Nakulapitā. Ia mengungkapkan moralitasnya dalam 6:16 dan menerima khotbah secara pribadi dalam 8:48. ↩︎

  76. Seorang penyokong Mahākaccāna, ia berbincang-bincang dengannya dalam 10:26. Mp mengatakan bahwa ia memperoleh kepercayaan ketika ia mendengar dua yakkha (makhluk halus) memuji Tiga Permata sambil terbang di angkasa. Ia pada saat itu juga mencapai buah memasuki-arus. ↩︎